
Wanita yang mengalami gangguan hipertensi selama kehamilan memiliki peningkatan risiko terkena penyakit jantung serius atau bahkan kematian secara signifikan dalam waktu lima tahun setelah melahirkan.
Gangguan hipertensi pada kehamilan mempengaruhi sekitar 5-10% kehamilan di seluruh dunia. Penyakit ini mencakup empat tipe utama: hipertensi kronis, hipertensi gestasional, preeklamsia, dan eklampsia.
Penelitian ini dipresentasikan pada konferensi American Heart Association di New Orleans dan mencakup 218,141 kelahiran hidup, dari 157,606 ibu yang terjadi pada tahun 2017-2024 di 22 rumah sakit Intermountain Health di wilayah Utah, Colorado, Idaho, Montana, dan Nevada di AS.
Dalam penelitian tersebut, dilaporkan 31.077 kasus gangguan hipertensi pada kehamilan. Sebagian besar didiagnosis pada kehamilan pertama. Usia rata-rata populasi penelitian adalah 29 tahun, dan mayoritas perempuan berkulit putih (87%).
Selama masa tindak lanjut rata-rata 4,8 tahun, wanita dengan hipertensi selama kehamilan lebih mungkin mengalami penyakit kardiovaskular atau kejadian yang terkait dengan penyakit kardiovaskular dibandingkan wanita yang tidak menderita hipertensi.
Dari perempuan dengan gangguan hipertensi, sebagian besar menderita hipertensi gestasional (12.076 perempuan) diikuti oleh beberapa bentuk preeklamsia (lebih dari 11.046 perempuan). Risiko terhadap penyakit kardiovaskular bervariasi tergantung pada jenis hipertensi yang dialami oleh partisipan, dan kasus yang lebih parah akan berdampak pada penyakit kardiovaskular yang lebih parah.
Mereka yang menderita hipertensi tertentu selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi terkena gagal jantung (peningkatan 3–13 kali lipat), stroke (peningkatan 2–17 kali lipat), serangan jantung (peningkatan 3–7 kali lipat), penyakit arteri koroner (peningkatan 2–7 kali lipat), dan kematian (peningkatan 1-4 kali lipat) selama masa tindak lanjut dibandingkan wanita yang tidak menderita hipertensi.
Para peneliti mencatat bahwa wanita yang menderita hipertensi selama kehamilan memang memiliki lebih banyak penyakit penyerta dibandingkan wanita yang tidak menderita hipertensi. Misalnya, mereka lebih cenderung mengalami obesitas, merokok, menderita diabetes, dan hiperlipidemia.
Namun, meskipun demikian, mereka mengatakan bahwa hasil tersebut perlu dikomunikasikan lebih lanjut untuk memberikan informasi kepada perempuan dan penyedia layanan kesehatan mereka tentang risiko yang terkait dengan kondisi ini selama kehamilan.
“Kita perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengidentifikasi wanita dengan faktor-faktor risiko ini dan memastikan mereka menerima perawatan yang tepat sebelum, selama, dan setelah kehamilan,” kata Kismet Rasmusson, DNP, peneliti utama dan presenter studi tersebut, seorang dokter praktik tingkat lanjut di Advanced Heart Failure Program dari Intermountain Health. “Hal ini sangat penting bagi mereka yang menderita gangguan hipertensi berat saat hamil.”
Hipertensi pada Kehamilan Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung Serius